Halaman

Kamis, 02 Februari 2012

UNTUNG NAMA SAYA ACENG



Saya diberi nama Aceng Ahmad Nasir, oleh almarhum Bapak saya yang bernama KH.Haerudin Affandi, sebagian orang bertanya kenapa namanya Aceng?bukankah nama itu berasal dari China?. Begini ceritanya. Di daerah Garut khususnya Limbangan tempat kelahiran saya masih kental tradisi feodalisme yang diwariskan oleh colonial dalam arti tras…bukan dalam konteks feodalisme bersikap. Dimana Keradenan atau Raden masih sebagian banyak yang menggunakan, walaupun saat ini mungkin sudah tidak relevan lagi, Raden itu biasanya keturunan kadipaten atau putra-putra raja local, lalu apa hubungannya dengan nama Aceng? Nama Aceng sesungguhnya bukan nama atau panggilan umum namun, Aceng itu menjadi sebutan lain bagi keturunan ningrat yang bergerak memperjuangkan agama atau biasa disebutnya sebagai Ajengan atau memiliki kesamaan nama jika di Jawa Timur atau Jawa tengah biasanya disebut Gus. Berkaitan dengan nama itu saya punya pengalaman menarik, ketika saya mengikuti Mukhtamar NU di Lirboyo-Kediri pada tahun 1999 persisnya di ponpes Lirboyo, sewaktu saya berangkat ke sana saya bersama KH.Nur Iskandar SQ pimpinan PONPES Assidiqiah-Jakarta, saya tidak mau tinggal di hotel yang telah di fasilitasi panitia tapi saya tinggal dan menginap di Kobong (kamar pesantren) bekas KH NUR dahulu mesantren disana yang kebetulan kamarnya berdampingan dengan kamar KH Sa’id Aqil Siradj yang kini ketum PB NU.
Suatu malam saya berkumpul bersama para santri di kobong tersebut ada sekitar 20 orang yang berdiskusi dan berkenalan dengan saya, ada satu orang santri bertanya kepada saya tentang nama Aceng Tersebut. Kira-kira begini “Mas sampean ko namanya Aceng, Apa Sampean keturunan China ya?” dengan sedikit serius dia bertanya lalu saya menjawab “nama Aceng itu sama dengan sebutan kiayi/putra kiyai yang ada di sini “ jawab saya, serentak mereka secara spontan menjawab..”oh..Gus Toh…  !” semenjak kejadian itu mereka para santri memanggil saya “Gus Aceng” yang disingkat “GUSCENG”, saya kaget gara-gara saya punya panggilan itu, selama pelaksanaan mukhtamar yang lebih kurang 2 minggu benar-benar saya di ikrom(dimulyakan dan di hormati) oleh para santri tersebut.
Apa arti sebuah nama?
Kiasan itu menjadi pribahasa umum manakala seseorang memperteguh suatu identitas yang bermakna absurd, namun buat saya dan buat kita semua setiap nama itu memiliki makna dan arti tersendiri. Nama dalam makna memiliki beberapa symbol.
1.       Nama adalah identitas kedaerahan
2.       Nama identitas keturunan
3.       Nama identitas tradisi/budaya/tribalisme
4.       Nama adalah rohmat
5.       Nama juga adalah symbol dari sesuatu yang ternisbatkan baik terhadap perilaku maupun kejadian.
Tentu dala pembuatan nama yang menjadi identitas tersebut, setiap orang tua yang memberikan memiliki maksud dan makna tersendiri, dan terlepas dengan siapapun anda yang membaca tulisan ini, saya yakin anda bangga dengan nama yang anda miliki terlepas indah atau tidak indahnya didengar tapi nama itulah nama Anda dan nama itulah yang akan anda bawa hingga yaumul akhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar