Halaman

Rabu, 27 Juli 2011

Bupati Garut Telah Gagal

Fikri Dianggap Gagal Membawa ke Arah Lebih Baik
Massa Tuntut Bupati Lengser
GARUT,(GM)-
Merasa tidak puas atas kepemimpinan pasangan Bupati Garut, H. Aceng H.M. Fikri, S.Ag. dan Wakil Bupati R. Diky Candra yang dinilai gagal membawa rakyat Kab. Garut ke arah yang lebih baik, ratusan orang yang ditukangi gabungan ormas dan LSM di Kab. Garut melakukan aksi unjuk rasa, Senin (25/7). Bentuk luapan kekecewaan itu dimulai dari Bundaran Simpang Lima (Simlim), Garut Kota. Para demonstran yang sudah berkumpul sejak pukul 08.30 WIB itu membacakan salawat dan memanjatkan doa bersama.

Usai berdoa, para pengunjuk rasa selanjutnya melakukan orasi yang intinya mengecam kepemimpinan bupati dan wakil bupati yang diangapnya tidak mampu memimpin Kab. Garut sehingga reformasi birokrasi gagal total. Massa juga menuding Bupati Garut telah mengkhianati masyarakat pemilih independen karena lebih memutuskan untuk bergabung dengan salah satu partai politik.

"Selain tidak mampu menjadi pemimpin, Bupati Garut juga telah mengkhianati masyarakat pemilih independen. Saat ini bupati lebih memilih bergabung dengan salah satu partai politik, dan melupakan latar belakangnya sebagai kepala daerah yang diusung melalui jalur independen. Jika sudah bergabung dengan partai politik, dia akan lebih mendahulukan kepentingan partai ketimbang kepentingan rakyatnya," kata kordinator aksi, Ganda Sasmita.

Selanjutnya massa memasang baliho berukuran besar di bilangan simpang lima yang berisi tuntutan Bupati dan Wakil Bupati Garut harus mundur karena tidak mampu memimpin pemerintahan sehingga reformasi birokrasi gagal, mengkhianati masyarakat pemilih independen sebab masuk salah satu partai politik, gagal mengentaskan kemiskinan rakyat sebab berpihak pada kapitalis, terindikasi korupsi dana APBD bantuan sosial DBH Chevron dan bencana alam, serta selama tiga tahun memimpin tidak memperhatikan kondisi infrastruktur perdesaan yang sangat parah.

Dari simpang lima, massa bergerak menuju Bundaran Tarogong. Di sekitar Tugu Adipura, massa kembali berorasi sambil membagikan selebaran (leaflet) kepada para pengguna jalan. Di tempat ini demonstran kembali menyikapi kinerja bupati yang menurut pandangannya tidak berpihak kepada rakyat miskin. Hal ini terbukti dengan dihentikannya layanan kesehatan terhadap pengguna kartu Jamkesda. Mereka juga mempertanyakan membengkaknya tunggakan utang bekas pembayaran layanan kesehatan terhadap RSUD dr. Slamet Garut sebesar Rp 21 miliar. Di tempat ini para pengunjuk rasa kembali memasang baliho berukuran raksasa sebelum melanjutkan perjalanan menuju KPUD Kab. Garut.

Sepanjang Jln. Suherman, orator mengimbau kepada warga agar senantiasa menjaga kesehatan, mengingat pelayanan kesehatan di Kab. Garut, khususnya untuk masyarakat miskin sangat sulit, serta biayanya sangat mahal. "Sekarang ini masyarakat Kab. Garut harus benar-benar menjaga kesehatan, sebab jika sakit akan sulit berobat lantaran pelayanan kesehatan melalui Jamkesda sudah dihentikan. Akibatnya, para pemegang kartu Jamkesda terpaksa balik kanan sebelum memperoleh pelayanan kesehatan," katanya.

Berkualitas rendah

Tiba di depan KPUD Kab. Garut, massa kembali berorasi. Mereka menuding KPUD sebagai biang keladi lahirnya pemimpin daerah berkualitas rendah. Massa juga mempertanyakan kinerja KPUD yang dinilai tidak bersungguh-sungguh dalam menyeleksi calon pemimpin daerah. Bahkan massa juga menunding pada saat pemilihan umum terjadi penggelembungan suara.

Menanggapi perihal bergabungnya Bupati Garut terhadap salah satu partai politik, Ketua KPUD Kab. Garut, Aja Rowikarim, S.Ag. menegaskan, semua itu merupakan hak pribadi seseorang selaku warga negara Indonesia, termasuk Aceng Fikri. Menurutnya, siapa pun bebas bergabung ke dalam parpol mana pun yang dianggap sesuai dengan hati nuraninya karena tidak bertentangan dengan undang-undang.

Akibat aksi ini, pihak kepolisian terpaksa melakukan sistem tutup buka beberapa ruas jalan utama seperti Jln. Otista, Jln. Tarogong, dan Jln. Suherman. Lengangnya jalan dari arus kendaraan dimanfaatkan para demonstran wanita untuk tiduran di tengah jalan. (aji)**

1 komentar: