Hingga Selasa siang, gempa tektonik masih terjadi di gunung yang pernah meletus pada 1982. Gunung pun mengeluarkan debu yang warnanya kehitam-hitaman, serta perubahan pada air kawah.
Petugas di pos pemantau Gunung Galonggung Supratno, Selasa, mengatakan, meski aktivitas gempa vulkanik ada penurunan dibanding hari-hari sebelumnya, gempa tektonik mengalami peningkatan.
"Hari ini, ada penambahan satu dan dua kali gempa (tektonik),"? ujarnya.
Ia belum bisa memastikan apakah debu tersebut beracun, dan berbahaya bagi warga di sekitar atau sebaliknya.
"Untuk memastikan apakah debu itu beracun atau tidak, besok ada tim yang akan dating ke Gunung Galunggung, termasuk dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," tuturnya.
Untuk itu, Supratno menambahkan belum ada imbauan dari pihak terkait, apakah warga Kampung Batu, Desa Linggarjati, Kecamatan Sukaratu, harus dievakuasi atau tidak. "Yang jelas, Pos pemantauan harus berjarak 4 kilometer dari puncak gunung," jelasnya.
Seperti diketahui, Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status gunung itu dari normal ke waspada, menyusul adanya peningkatan kegempaan, suhu air, serta perubahan pada air danau kawah dan analisis data sejak Minggu (12/2) pukul 15.00 WIB.
Dari pengamatan PVMBG, peningkatan kegempaan yang terekam sesimograf sejak 1 hingga 31 Januari 2012 sebanyak 16 kali gempa vulkanik dalam. Lalu sejak 1 hingga 11 Februari 2012 terekam sebanyak 11 kali vulkanik dalam. (EM/OL-10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar