Saya diberi nama Aceng Ahmad Nasir, oleh almarhum Bapak saya
yang bernama KH.Haerudin Affandi, sebagian orang bertanya kenapa namanya
Aceng?bukankah nama itu berasal dari China?. Begini ceritanya. Di daerah Garut
khususnya Limbangan tempat kelahiran saya masih kental tradisi feodalisme yang
diwariskan oleh colonial dalam arti tras…bukan dalam konteks feodalisme
bersikap. Dimana Keradenan atau Raden masih sebagian banyak yang menggunakan,
walaupun saat ini mungkin sudah tidak relevan lagi, Raden itu biasanya
keturunan kadipaten atau putra-putra raja local, lalu apa hubungannya dengan
nama Aceng? Nama Aceng sesungguhnya bukan nama atau panggilan umum namun, Aceng
itu menjadi sebutan lain bagi keturunan ningrat yang bergerak memperjuangkan
agama atau biasa disebutnya sebagai Ajengan atau memiliki kesamaan nama jika di
Jawa Timur atau Jawa tengah biasanya disebut Gus. Berkaitan dengan nama itu
saya punya pengalaman menarik, ketika saya mengikuti Mukhtamar NU di
Lirboyo-Kediri pada tahun 1999 persisnya di ponpes Lirboyo, sewaktu saya
berangkat ke sana saya bersama KH.Nur Iskandar SQ pimpinan PONPES
Assidiqiah-Jakarta, saya tidak mau tinggal di hotel yang telah di fasilitasi
panitia tapi saya tinggal dan menginap di Kobong (kamar pesantren) bekas KH NUR
dahulu mesantren disana yang kebetulan kamarnya berdampingan dengan kamar KH Sa’id
Aqil Siradj yang kini ketum PB NU.
Suatu malam saya berkumpul bersama para santri di kobong
tersebut ada sekitar 20 orang yang berdiskusi dan berkenalan dengan saya, ada
satu orang santri bertanya kepada saya tentang nama Aceng Tersebut. Kira-kira
begini “Mas sampean ko namanya Aceng, Apa Sampean keturunan China ya?” dengan
sedikit serius dia bertanya lalu saya menjawab “nama Aceng itu sama dengan
sebutan kiayi/putra kiyai yang ada di sini “ jawab saya, serentak mereka secara
spontan menjawab..”oh..Gus Toh… !”
semenjak kejadian itu mereka para santri memanggil saya “Gus Aceng” yang
disingkat “GUSCENG”, saya kaget gara-gara saya punya panggilan itu, selama
pelaksanaan mukhtamar yang lebih kurang 2 minggu benar-benar saya di
ikrom(dimulyakan dan di hormati) oleh para santri tersebut.
Apa arti sebuah nama?
Kiasan itu menjadi pribahasa umum manakala seseorang
memperteguh suatu identitas yang bermakna absurd, namun buat saya dan buat kita
semua setiap nama itu memiliki makna dan arti tersendiri. Nama dalam makna
memiliki beberapa symbol.
1.
Nama adalah identitas kedaerahan
2.
Nama identitas keturunan
3.
Nama identitas tradisi/budaya/tribalisme
4.
Nama adalah rohmat
5.
Nama juga adalah symbol dari sesuatu yang
ternisbatkan baik terhadap perilaku maupun kejadian.
Tentu dala pembuatan nama yang menjadi identitas tersebut,
setiap orang tua yang memberikan memiliki maksud dan makna tersendiri, dan
terlepas dengan siapapun anda yang membaca tulisan ini, saya yakin anda bangga dengan
nama yang anda miliki terlepas indah atau tidak indahnya didengar tapi nama
itulah nama Anda dan nama itulah yang akan anda bawa hingga yaumul akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar