TEMPO.CO , Jakarta:Ketua
Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Benny Kabur Harman menyatakan ada
kekuatan internal yang bermaksud menghancurkan Partai Demokrat.
"Terdapat rayap-rayap di tubuh Demokrat, mereka hendak menghancurkan
partai," ujar Benny ketika dihubungi di Jakarta kemarin.
Mereka, kata Benny lagi, bertujuan melengserkan Ketua Umum Demokrat Anas
Urbaningrum. Mereka dengan jelas telah melakukan manuver politik demi
meraih tujuan. Namun Ketua Komisi III Bidang Hukum Dewan Perwakilan
Rakyat ini tidak memerinci siapa rayap-rayap yang ia maksudkan.
Benny juga melihat adanya kekuatan eksternal di luar partai yang
mencoba menghancurkan partai berlambang seperti logo Mercy tersebut.
Upaya ini dilakukan semata-mata untuk menjegal Demokrat dalam
pelaksanaan Pemilu 2014. "Ada kepentingan di luar partai yang tidak
menghendaki Demokrat menjadi sebuah partai yang kuat. Ini untuk
mengantisipasi agenda di 2014," kata Benny.
Demokrat beberapa
bulan terakhir berada dalam situasi terjepit isu suap. Seiring dengan
bergulirnya sidang proyek suap Wisma Atlet, semakin banyak kesaksian
yang menyebutkan keterlibatan sang ketua umum dalam kasus korupsi
tersebut. Anas disebut-sebut turut menikmati aliran dana dari proyek
suap pembangunan Wisma Atlet Jakabaring, Palembang. Beberapa politikus
Demokrat lainnya, seperti Angelina Sondakh dan Mirwan Amir, juga diduga
terseret dalam kasus suap tersebut.
Kasus ini pun berpengaruh
terhadap popularitas partai. Menurut jajak pendapat terakhir yang
digelar oleh Lembaga Survei Indonesia, tingkat keterpilihan Demokrat
melorot ke posisi ketiga dengan 14 persen, di bawah PDI Perjuangan (19
persen) dan Golkar (18 persen). Popularitas partai SBY tersebut juga
menurun menjadi 15,5 persen dibanding survei yang dilakukan sebulan lalu
(18,9 persen). Popularitas Demokrat, yang hanya 15,5 persen, tersebut
berada di bawah Golkar, yang mencapai 17,9 persen.
Pengurus
Partai Demokrat Jawa Tengah menyatakan, jika Ketua Umum Partai Demokrat
Anas Urbaningrum sudah menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi
proyek Wisma Atlet, Anas akan mundur dari jabatannya. “Kalau sudah jadi
tersangka, tanpa disuruh maka beliau (Anas) akan mundur,” kata Wakil
Ketua Partai Demokrat Jawa Tengah Prajoko Haryanto saat dihubungi di
Semarang kemarin.
Prajoko memperkirakan, kalau memang
benar-benar salah, Anas akan mundur. Tapi, kata Prajoko, hingga kini
belum ada kejelasan kesalahan yang dilakukan oleh mantan Ketua Umum
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam itu. Prajoko meminta agar semua
pihak tak banyak berkomentar dengan mengaitkan kasus korupsi mantan
Bendahara Partai Demokrat M. Nazaruddin dengan Anas Urbaningrum.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Partai Demokrat Nusa Tenggara Timur
Jonathan Kana. Ia menyatakan kesiapannya mendukung Kongres Luar Biasa
Partai Demokrat jika Anas terbukti terlibat kasus suap Wisma Atlet.
"Kalau terbukti, kami siap. Jika belum, maka tidak boleh beropini," kata
dia di Kupang kemarin.
Menurut dia, sangat sulit melengserkan
Anas sebagai ketua umum, karena dia (Anas) terpilih secara mayoritas
saat kongres di Bandung beberapa waktu lalu. Karena itu, Jonathan
meminta pihak lain tidak merongrong Partai Demokrat dengan kasus yang
belum terbukti kebenarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar