Halaman

Kamis, 01 Juli 2010

Lengkeng Salah Tempat


sekitar tahun 2004 pada saat pemilu saya adalah salahsatu caleg DPR-RI (calon anggota legislatif) dari salah satu parpol peserta pemilu tepatnya untuk pemilihan daerah VI jawa tengah meliputi wilayah Purworedjo, Malang, Temanggung dan wonosobo. seperti biasanya namanya caleg tentu harus terjun ke bawah yaitu para calon pemilih, walaupun saya dapat no urut 5 yang secara logika memang sangat tidak memungkinkan untuk saya terpilih menjadi anggota DPR-RI, selain dari partainya yang sedang mengalami penurunan nilai di publik akibat konflik internal pemimpinnya , juga partai yang saya gunakan merupakan partai yang berbasiskan agama dengan dibawah naungan ormas terbesar di republik ini.

alkisah, setelah saya keliling di daerah purworedjo yang notabene masyarakatnya lebih banyak yang suka mistisme(terutama di Pedalaman)saya berangkat menuju saloahsatu daerah pegunungan yang merupakan salah satu daerah pemilihan dimana saya harus melakukan konsolidasi dengan jaringan, dari Purworedjo saya melalui magelang dan melakukan pertemuan dengan beberapa kiayi dan tokoh masyarakat magelang, setelah ba'da maghrib saya dan supir berangkat menuju Temanggung dan merencanakan setelah dari temanggung kami hendak menginap di Wonosobo sekaligus esok harinya akan melakukan konsolidasi.

Pada saat melewati magelang, kami singgah di pinggir jalan yang banyak berjualan buah-buahan, serta merta saya melihat gundukan lengkeng segar dan setelah di cicipi rupanya rasanya manis dan buahnya tebal-tebal, saya berfikir kalau saat saya bertemu konsituen dan berdiskusi enak juga kalo sambil makan lengkeng .akhirnya saya putusin membeli lengkeng sebanyak-banyaknya sampai hampir jok belakang mobil kijang LGK saya saat itu penuh dengan lengkeng.

singkat cerita, sampailah kami ke wilayah temanggung dan rupanya warga sudah berkumpul menunggu kedatangan kami, tanpa basa basi kami langsuing turun dan saya minta supir saya untuk menurunkan lengkeng yanga ada di mobil.

acara pun di mulai, warga yang kami bagi lengkeng terlihat dingin-dingin saja, sambil saya berbicara saya selangi untuk mempersilahkan mereka memakan lengkeng yang saya bawa, diantara para warga mereka bergumam dan pak RW menyampaikan ke saya, " Pak Aceng, Mohon maaf bukan kami tidak mau mencicipi lengkeng oleh2 Bapak, sebenarnya Lengkeng yang Bapak beli mungkin yang kami kirim ke Pasar buah di Magelang dan kami sedang panen lengkeng disini, nanti kalo bapak pulang justru kami mau kasih oleh - oleh lengkeng buat bapak.....

Saya tertegun dan kaget dalam hati saya berkata "bodoh sekali saya ini,saya tidak memahami geopolitis masayarakat " dari kejadian tersebut tentu besar sekali hikmahnya, paling tidak setiap saya berkunjung ke suatu daerah, selalu tanya dulu apa ciri khas dan penghasilan masyarakat tersebut, mudah-mudahan saodara yang membaca tulisan saya ini tidak mengalami kejadian yang saya alami itu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar