UPAYA
MEMINIMIMALKAN DAMPAK PENYESUAIAN HARGA BBM TERHADAP BIAYA HIDUP MASYARAKAT INDONESIA
Alie
Sadikin dan Panky Tri F*
ABSTRAKSI
Pencabutan subsidi BBM yang
tercermin pada kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005 mendapat pro dan kontra
dari masyarakat. Kompleksnya permasalahan serta adanya pro dan kontra dari
masyarakat tersebut, mendorong kami
untuk melihat dan mengkaji permasalahan lebih mendalam, dengan harapan dapat
memunculkan ide dan gagasan untuk meminimalkan dampak negatif dari sebuah
kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dalam hal ini kebijakan penyesuaian
harga BBM. Metode penulisan dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan
yaitu pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan
dengan membandingkan perkembangan harga BBM dan IHK dengan menggunakan data
penelitian sebelumnya, dengan menambahkan variable kulitatif yang
dikuantitatifkan (Dummy variable). Sedangkan pendekatan kuantitatif
dilakukan dengan cara mengolah data yang sudah terkumpul oleh berbagai pihak
secara setatistik dengan menggunakan metode ECM (Error Corection Model) untuk
melihat pengaruh penyesuaian harga BBM terhadap biaya hidup masyarakat
dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang. Perkembangan terakhir, harga
minyak dunia mengalami trend yang semakin menurun, sehingga apabila pemerintah
ingin menerapkan kebijakan penyesuaian harga minyak, maka sebaiknya pemerintah
harus konsekuen menjalankan kebijakan tersebut. Dengan asumsi harga minyak
dunia sekarang sekitar USD$ 50 per barel, sehingga ada selisih harga sebesar
USD$ 7 per barel, hal tersebut dikarenakan dalam APBN 2006, pemerintah mematok
harga minyak sebesar USD$ 57 per barel. Menurut Indonesia
crude price (ICP) harga minyak di Indonesia bias turun menjadi USD$
48-46 per barel. Artinya harga BBM di Indonesia bisa turun sebesar 10%-20% dari
harga sekarang. Perhitungan secara kuantitatif dengan menggunakan ECM diperoleh
bahwa dalam jangka pendek BBM memiliki koefisien sebesar 0,311 sehingga
berdampak pada IHK sebesar 3,11% untuk kenaikan BBM sebesar 10% dan 6,22% untuk
kenaikan BBM sebesar 20%, sedangkan dalam jangka panjang BBM memiliki koefisien
sebesar 0,219 sehingga berdampak pada IHK sebesar 2,19% untuk kenaikan BBM
sebesar 10% dan 4,38% untuk kenaikan BBM sebesar 20%. Dalam jangka pendek maupun
jangka panjang kenikan 10%-20% harga BBM tidak begitu signifikan terhadap IHK.
disamping turunnya IHK akibat turunnya harga BBM tidak serta merta dapat
menurunkan IHK secara riil, hal tersebut dikarenakan efek psikologis masyarakat
yang ingin mengambil keuntungan pasca kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober
2005. Akan tetapi jika pemerintah tidak menurunkan harga BBM akibat turunnya
harga minyak dunia, maka dikawatirkan akan timbul mosi tidak percaya masyarakat
terhadap pemerintah. Rekomendasi kebijakan secara umum adalah memandang perlunya transparansi pengalokasian
dana selisih harga minyak di Indonesia
akibat turunnya harga minyak dunia.
Mr Fixit's Casino: £30 Welcome Bonus for New players
BalasHapusMr 양산 출장샵 Fixit's is a young 강원도 출장샵 casino site that has 전라북도 출장샵 had its fair share of difficulties since 2006. The site has managed to attract a significant 부산광역 출장마사지 number of 서울특별 출장샵