Ibarat orang yang sudah tua, Bumi semakin sering batuk batuk. Dan nafasnya sudah ngos-ngosan. Otot-ototnya mulai melemah. Kulitnya mengeriput. Tulangnya semakin keropos. Sendi-sendinya tak lagi kokoh untuk menopang tubuhnya. Maka, ia jadi gampang terhuyung-huyung. Atau, bahkan roboh terjatuh. Begitulah Bumi yang kita diami ini. Kondisinya semakin lama semakin lemah, rapuh, dan memprihatinkan.
Kita harus memahami kondisi ini. Jika tidak, kita akan semakin arogan memperlakukan bumi yang semakin tua dan lemah. Akibatnya, Bumi bakal lebih cepat masuk ke 'Liang kubur'. Menyongsong kematiannya.
Sebenarnya Bumi telah didesain Allah memiliki keseimbangan sempurna. Ada closed circuit mechanism yang mempertahankan Bumi selalu dalam kondisi terbaiknya untuk menopang berlangsungnya kehidupan di dalamnya.
Di antaranya adalah sirkulasi air, sirkulasi udara, rantai makanan, iklim dan cuaca, dan kandungan isi perut Bumi. Semuanya didesain Allah dalam sebuah sirkuit tertutup alias closed circuit yang membangun keseimbangannya sendiri.
Ambil contoh, sirkulasi air. Mekanisme tersedianya air bersih bagi kehidupan di muka Bumi berjalan secara alamiah dan menakjubkan sejak miliaran tahun yang lalu. Awan menurunkan hujan, sehingga terbentuklah mata air. Lantas, muncul sungai, danau dan lautan. Panas matahari menyinari air di permukaan Bumi, menguap menjadi awan. Awan menghasilkan hujan. Demikian seterusnya, dalam suatu siklus abadi selama bermiliar tahun.
Pernahkah anda berpikir, kenapa mekanisme itu demikian sempurna, sehingga bisa memelihara ketersediaan air dalam jumlah besar yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan di muka bumi yang demikian kompleks?
Tak kurang dari 400 miliar ton air disirkulasi dengan cara demikian, setiap tahunnya. Betapa dahsyat mesin pemrosesnya. Berjalan secara otomatis, dalam jumlah sangat besar, dalam kurun waktu yang sangat panjang.
QS. Al Mukminuun (23) : 18
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.
'Mesin proses' ini sangat kritis. Yang jika meleset sedikit saja akan membahayakan kehidupan makhluk Bumi. Misalnya, kenapa air yang menguap karena panas matahari itu tidak membubung terus ke angkasa sehingga lepas dari atmosfer Bumi? Kenapa uap air itu mesti berkumpul menjadi awan dalam ketinggian beberapa kilometer di atas permukaan Bumi? Keseimbangan apa yang menahannya sehingga tidak lenyap ke ruang angkasa raya?
Kita tahu, bahwa hal itu salah satunya disebabkan oleh adanya gravitasi Bumi yang menahan supaya uap air itu berhenti di ketinggian awan. Selain itu, udara yang semakin dingin di bagian atas atmosfer menyebabkan bobot uap air membesar sehingga seimbang dengan gravitasi Bumi.
Akan t etapi, kenapa bobot air bisa demikian cocok? Pernahkah kita pikirkan, seandainya bobot molekul air itu seperti molekul besi? Ia akan sulit menguap. Bahkan baru meleleh pada suhu ribuan derajat. Tentu tidak akan pernah terjadi hujan, karena tidak pernah terbentuk sirkulasi air. Artinya, tidak akan pernah muncul kehidupan di muka Bumi.
Atau sebaliknya, kalau bobot molekul air jauh lebih ringan dari yang sekarang, dan atmosfer bagian atas bersuhu lebih panas, maka tidak akan pernah ada air di muka Bumi. Uap air akan membubung semakin tinggi, ke bagian atas atmosfer, dan kemudian lenyap. Dengan kata lain tak terjadi mekanisme air hujan yang dibutuhkan kehidupan di muka Bumi seperti yang kita lihat saat ini.
Akan tetapi, cobalah perhatikan lingkungan kita dewasa ini. Mekanisme air ini sudah sedemikian rusak. Disebabkan oleh ulah tangan manusia. Keseimbangan mekanisme air ini sangat bergantung pada komponen prosesnya. Di antaranya adalah suhu permukaan atau atmosfer Bumi, dan luas wilayah hutan.
Ji ka suhu atmosfer bumi mengalami peningkatan, maka mekanisme sirkulasi air itu akan mengalami masalah serius. Peningkatan suhu bumi ini diantaranya disebabkan oleh efek rumah kaca, akibat polusi dari industri dan kendaraan bermotor yang jumlahnya melonjak tajam.
Selain itu, juga disebabkan oleh hutan-hutan yang semakin menciut, karena terus menerus ditebangi. Mestinya, hutan itu berfungsi untuk mengimbangi polusi udara, akan tetapi yang terjadi malah saling menguatkan dampak negatifnya. Polusi meningkat, sekaligus hutannya mengalami kerusakan fatal.
Hutan yang gundul, juga menyebabkan terjadinya banjir di mana-mana dalam skala yang mengerikan. Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku mengalami Banjir bandang yang menenggelamkan lebih dari tujuh provinsi. Ketinggian air bisa mencapai 3 - 6 meter. Padahal anda tahu, saat itu - bulan Juni-Juli- adalah musim kemarau ... !!!
Kejadian itu ternyata bukan hanya terjadi di Indonesia, melaink an juga menghantam daratan China dan Jepang, dalam wilayah yang cukup luas. Artinya, rusaknya mekanisme sirkulasi air ini ternyata bukan hanya terjadi dalam skala regional, melainkan terjadi dalam skala global. Ya, iklim Bumi telah mengalami kekacauan.
Bukan hanya mekanisme air yang terganggu, namun juga sirkulasi udara, rantai makanan, bahkan arus pergerakan isi Bumi yang melibatkan air bawah tanah, Lumpur dan magma.
Bergesernya jumlah maupun kualitas faktor-faktor tersebut telah menyebabkan bumi semakin kehilangan keseimbangan. Usia tua, struktur yang semakin keropos, dan hilangnya keseimbangan menjadi penyebab utama atas kondisi Bumi yang seperti ini. Kompletlah penderitaan Bumi...
MENURUNNYA AKHLAK MANUSIA
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka
dengan akhlak yang tinggi, yaitu selalu
mengingatkan kepada negeri akhirat.
QS. Shaad (38) : 46
Akhlak merupakan kunci kesuksesan seorang manusia atau kelompok manusia, dalam mencapai kesuksesan yang sesungguhnya. Sepandai apa pun seseorang atau suatu bangsa, jika akhlaknya rusak, bangsa itu sedang menyiapkan jurang kehancurannya sendiri di masa depan. Sebaliknya, meskipun tidak terlalu pintar atau maju peradaban suatu bangsa, jika akhlaknya baik, mereka akan memperoleh kualitas hidup yang lebih baik.
kehidupan modern telah memberikan bukti konkret terhadap hipotesa itu. Baik dalam skala perorangan maupun komunitas, maupun bangsa. Dalam kehidupan perseorangan misalnya, kini sebagian besar kita dan para ahli menyepakati bahwa IQ bukanlah kunci utama keberhasilan seseorang di dalam hidupnya.
Kita telah melihat bukti sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari betapa banyaknya orang pandai yang tidak sukses hidupnya. Padahal sejak kecil ia selalu juara. Dites IQ-nya tinggi, di atas rata-rata. Akan tetapi ia salah pergaulan. Dan kemudian rusak akhlaknya, maka hidupnya pun lantas amburadul.
Pekerjaannya kini tak lebih hanya di sekitar narkoba, judi, dan mencuri. Atau, setidak-tidaknya menjadi pengangguran. Tidak punya motivasi hidup. Tidak punya motivasi maju. Juga tidak ingin menjadi orang yang berguna bagi dirinya maupun bagi orang-orang di sekitarnya.
Semua itu berangkat dari kematangan akhlak. Bukan sekadar IQ dan kecerdasan. Boleh jadi, seseorang sangat pandai dan kemudian dia berhasil mencapai suatu posisi strategis dalam pekerjaannya. Akan tetapi jika akhlaknya buruk, dia bakal menuai masalah di masa depannya.
Misalnya saja, ternyata dia tidak jujur dalam bekerja. Tidak amanah. Tidak bisa dipercaya. Pastilah perusahaannya bakal menyingkirkan secara perlahan-lahan. Atau, malah dipecat sama sekali. Bukan memajukan perusahaan, malah merugikan.
Ada juga orang yang pintar tapi kurang memiliki jiwa sosial. Sangat egois. Tidak bisa bekerja dalam sebuah tim. Dia juga bakal menuai masalah di masa depannya. Terutama ketika dia harus bekerja dalam sebuah komunitas dan teamwork.
Akhlak merupakan kunci keberhasilan seseorang, jangka pendek maupun jangka panjang. Di dunia maupun di akhirat. Sendirian maupun kelompok. Dimana pun dan kapan pun. Karena itu Allah mengutus Rasulullah, tugas utamanya adalah memperbaiki akhlak manusia.
Rasulullah saw menyampaikan kepada kita, bahwa tidaklah beliau diutus ke muka Bumi kecuali untuk memperbaiki akhlak manusia. Dan memang keutamaan nabi kita adalah kemuliaan akhlaknya. Sehingga di dalam Al Qur’an Allah pun memuji-muji beliau beberapa kali.
QS. Al Qalam (68) : 4
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi peke rti yang agung.
Sejak kecil beliau sudah mennperoleh julukan al Amin alias Yang Bisa Dipercaya. Jujur. Tak pernah berbohong. Beliau tidak digambarkan sebagai nabi yang berilmu pengetahuan tinggi sebagaimana nabi-nabi bangsa Israel: Daud, Sulaiman, Musa, sampai 'Isa. Melainkan digambarkan sebagai nabi yang berakhlak tinggi. Berbudi pekerti mulia. lni sesuai garis keturunan beliau. Yaitu keturunan nabi Ibrahim dari jalur nabi Ismail.
Nabi Ismail dikenal sebagai nabi yang memiliki ketaatan dan kesalehan luar biasa. Beliau adalah putra nabi Ibrahim dari Siti Hajar. Putra yang lain adalah Ishak dari Sarah. Ismail bertempat tinggal di Mekkah, sedangkan Ishak di sekitar Palestina.
Dari kedua putranya inilah Ibrahim menurunkan para nabi dan Rasul. Yang dari Ishak melahirkan banyak nabi yang bermukim di sekitar Palestina. Di antaranya adalah Daud, Sulaiman, Musa, dan Isa. Mereka terkenal memiliki ilmu-ilmu yang tinggi dan mukjizat-mukjizat luar biasa.
Daud dengan kemampuan perangnya yang luar biasa. Ia juga menguasai teknologi metalurgi untuk membuat peralatan-peralatan perang. Termasuk juga bisa menguasai binatang-binatang dan alam.
Sulaiman, putranya, juga mewarisi ilmu-ilmu nabi Daud. Bahkan ia menguasai teknologi angin, teleportasi, konstruksi, bangsa jin, dan sebagainya
Musa, bahkan dikenal menguasai ilmu yang tinggi, sekaligus memiliki mukjizat yang menakjubkan. Ia memiliki 9 buah mukjizat, di antaranya tongkat yang bisa membelah laut Merah dan memunculkan sumber air ketika dipukulkan ke batu.
Dan kemudian nabi Isa yang memiliki mukjizat tak kalah hebat. Ia bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Termasuk bisa menghidupkan orang mati. Dan membuat burung-burungan dari tanah menjadi burung yang hidup betulan. Itulah keturunan nabi Ishak yang diutus oleh Allah untuk menundukkan bangsa Israil alias Yahudi.
Tetapi apa yang terjadi? Bangsa Yahudi tidak pernah menjadi bangsa yang benar-benar tunduk kepada Mereka selalu berbuat kerusakan di muka bumi. Sampai sekarang.
Maka, Allah memindahkan risalah kenabian itu dari keturunan Ishak kepada keturunan nabi Ismail yang memiliki tipikal berbeda. Bukan nabi-nabi yang berilmu pengetahuan tinggi dengan segala mukjizat hebat-hebat, melainkan seorang nabi yang sangat rendah hati dan berakhlak mulia. Penuh kasih sayang kepada umat manusia. Menginginkan semua manusia selamat dengan cara beriman dan taat kepada Allah. Itulah nabi penutup seluruh rangkaian risalah kenabian, yaitu Muhammad saw.
QS. At Taubah (9) : 128
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, b erat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
Maka, agama Ibrahim ini dimulai dari keilmuan yang tinggi, dan kemudian disempurnakan dengan budi pekerti yang mulia. Itulah agama Islam yang sempurna. Sejak dibawa oleh Rasulullah saw itulah agama Islam kemudian berkembang pesat melintasi batas-batas negara dan bangsa. Kini sudah tersebar di seluruh muka Bumi dengan jumlah pengikut lebih dari 1,3 miliar.
Maka, kita sekali lagi melihat pembuktian dalam sejarah kemanusiaan, bahwa akhlak adalah kunci utama dari kesuksesan yang sesungguhnya.
Karena itu, ketika kita dihadapkan pada kehidupan manusia modern yang mendewa-dewakan kepintaran -sains Et teknologi- semata, dan kemudian mengesampingkan akhlak mulia, kita seperti dihadapkan pada jaman para nabi di sekitar Palestina kembali. Riuh rendah berbagai peristiwa dahsyat, tetapi hasilnya adalah kekacauan tiada henti.
Apalagi, kita juga melihat bangsa Israel menjadi pusat dari kekacauan itu. Baik lewat negara-negara Barat, maupun yang diperagakannya sendiri di wilayah sekitar Palestina. Korban berjatuhan tiada henti. Jiwa maupun harta benda.
Mukjizat-mukjizat yang dulu dikuasai oleh para nabi dan rasul itu kini telah banyak dikuasai oleh manusia. Malahan oleh orang-orang yang tidak berorientasi kepada Allah. Dulu nabi Daud dan Sulaiman bisa membangun armada perang yang hebat, kini manusia pun telah menguasainya.
Dulu nabi Musa bisa membelah lautan, kini dengan teknologinya manusia juga telah bisa membelah lautan. Baik berupa jembatan, maupun terowongan bawah laut. Dulu, nabi Isa bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, kini para ahli kedokteran pun memiliki kemajuan yang luar biasa dalam bidang medis. Dan dulu, para nabi memiliki mukjizat yang bisa menghancurkan kaum kafir dengan gempa, hujan batu, petir, banjir, dan sebagainya, kini manusia pun bisa nnelakukan tak kalah dahsyatnya.
Amerika, Inggris, Israel dan sekutu-sekutunya telah menghancurkan negeri-negeri di Timur tengah dan mengontrol sebagian besar bangsa-bangsa Islam dengan menggunakan mesin perang yang sangat dahsyat. Sekaligus menggunakan mesin-mesin ekonomi dan budaya yang mencengkeram di seluruh sendi-sendi kehidupan kita.
Sejarah telah berulang secara terbalik. Sains dan teknologi yang berkembang pesat telah menciptakan potensi merusak yang luar biasa besar. Dan dikuasai oleh orang-orang yang berakhlak jahat. Maka, sungguh Bumi ini sedang terancam mengalami kehancuran yang bukan main.
Namun, memang Allah telah menginformasikan di dalam Al Qur’an bahwa bangsa Yahudi bakal membuat kerusakan di muka Bumi ini dua kali. Dulu dan sekarang. Setelah itu mereka bakal musnah di akhir jaman.
QS. Al Israa' (17) : 4
Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar."
Bagaimanakah mengatasi ancaman bencana ini? Tirulah nabi Muhammad. Bukankah Allah telah memberikan contoh konkret dalam sejarah kenabian, bahwa segala kekacauan itu akan bisa diatasi dengan akhlak yang baik, sebagaimana yang dicontohkan oleh beliau selama perjuangan syiarnya.
Mulailah dengan akhlak mulia. Kejujuran. Amanah. Kasih sayang dan lemah lembut. Sekaligus tegas dan jelas dalam komitmen perjuangan yang hanya berorientasi kepada Allah...
Begitulah Rasulullah selama tugas kerasulannya. Dengan contoh akhlak yang baik itu, Rasulullah berhasil membangun umat yang kuat dan tangguh. Mulai dari beberapa orang saja di Mekkah, hingga mencapai puluhan ribu ketika di Madinah.
Semua memiliki dan menerapkan akhlakul karimah. Tidak mementingkan diri sendiri. Selalu berorientasi kepada Allah dan kehidupan akhirat. Maka pasukan Islam menjadi pasukan yang sangat kuat dan ditakuti. Bahkan bisa mengalahkan pasukan yang jauh lebih besar dan persenjataan lebih lengkap. Pantang mundur. Tapi juga pantang melakukan perusakan dan kekejaman sebagaimana yang biasa dilakukan oleh orang-orang kafir. Begitulah akhlak para nabi dan para pejuang Islam.
QS. Shaad (38) : 46
Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan kepada negeri akhirat.
Hal ini sekarang kurang begitu terlihat di kalangan umat Islam. (Tapi konon, Hizbullah menerapkan cara Rasulullah ini dalam perjuangannya di Lebanon). Pondasi akhlak kita tidak sebagaimana yang diajarkan Rasulullah saw. Kita kurang jujur. Kurang amanat. Kurang berkasih sayang. Terlalu kasar dan kurang lemah lembut.
Kita menjadi pemarah dan sering emosional. Padahal Rasulullah selalu menunjukkan ketenangan d an kelemah lembutannya. Allah sendiri yang mengajarkan kepada beliau agar sabar dalam menghadapi orang-orang kafir. Jangan seperti nabi Yunus yang tidak sabar terhadap umatnya, dan kemudian meninggalkan mereka dalam keadaan marah.
QS. Al Qalam (68) : 58
Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdo'a sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).
Maka, kalau seluruh umat Islam menerapkan akhlak yang mulia sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw, insya Allah, Dia akan menolong hambaNya dengan cara yang di luar dugaan kita. Yang penting kita tetap berjuang sekuat daya, dalam kesabaran dan keikhlasan.
QS. Al Qalam (68) : 44-45
Maka serahkanlah kepada-Ku orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al Qur’an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,
dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.
< /o>
BUMI DIRUSAK MANUSIA
Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di
muka bumi dengan membuat kerusakan;
QS. Asy Syu'araa' (26) : 183
Manusia telah menghancurkan lingkungan hidupnya sendiri. Semua itu disebabkan oleh kebodohan, keserakahan dan akhlak buruk. Sehingga di waktu-waktu ke depan diperkirakan manusia akan mengalami krisis lingkungan hidup. Kini, Bumi sedang berada dalam keadaan kritis untuk menyeimbangkan kembali kondisinya. Karena kerusakannya sudah demikian parah...
Apa sajakah yang telah dilakukan manusia sehingga menyebabkan Bumi kita kritis? Yang paling besar adalah kegiatan pertambangan. Yang kedua, perusakan hutan. Yang ketiga, kegiatan industri yang tidak berwawasan lingkungan. Dan keempat, perilaku masyarakat yang membabi buta.
1. Pertambangan
Apa sih yang telah dilakukan manusia dengan tambang? Wah, ternyata sangat mengkhawatirkan dan berbahaya buat kelangsungan hidup kita.
Untuk mengejar kemajuan peradaban, manusia memerlukan sumber-sumber energi dan sejumlah bahan tambang. Yang paling banyak dieksplor adalah minyak bumi, batubara, gas alam, emas, tembaga, perak dan nikel.
Tambang-tambang itu adalah bahan yang tidak bisa diperbarui. Begitu habis, ya habislah. Tak ada lagi yang tersisa di dalam perut Bumi. Kita tidak bisa memproduksinya lagi. Seandainya pun bisa, butuh waktu jutaan tahun sebagaimana telah terjadi secara alamiah.
Kegiatan penambangan itu semakin hari semakin besar dan mengkhawatirkan. Ini seiring dengan laju perkembangan peradaban manusia. Agar tetap bisa eksis bahkan lebih maju, manusia membutuhkan sumber energi untuk aktifitasnya. Terutama Minyak, batubara dan gas alam.
Tahukah anda berapa besar kebutuhan minyak di seluruh dunia setiap tahunnya? Menurut catatan Energy Information Administration .USA, setiap harinya penduduk bumi menghabiskan minyak sekitar 80 juta barel. Alias hampir 30 miliar barel per tahun. Kalau kita jumlahkan dalam kurun waktu seabad, maka manusia telah menghabiskan minyak sebanyak sekitar 3 triliun barel. Setara dengan 450 triliun liter. Atau lebih dari 300 triliun ton.
Artinya, dalam 100 tahun terakhir ini isi perut Bumi telah kehilangan cairan minyak sebanyak 300 triliun ton. Atau, bervolume 450 triliun liter. Kalau sebuah kapal tangker isinya 100.000 liter, maka ini sama dengan 4,5 miliar kapal tanker.
Bisa anda bayangkan betapa besarnya volume tersebut. Tentu, ini jumlah yang bukan main besarnya. Yang bisa menyebabkan problem di dalam perut Bumi. Sebab, jumlah sedemikian banyak itu betul-betul hilang dari perut Bumi. Kemudian dibakar untuk membangkitkan energi.
Berbeda dengan air tanah yang disedot misalnya, volume yang hilang itu masih bisa kembali lewat sirkulasi air hujan. Meskipun tentu tidak sama persis. Karena itu, penyedotan air tanah yang berlebihan juga bisa menimbulkan masalah pada struktur tanah.
Yang terjadi pada penambangan minyak Bumi lebih serius lagi. Isi perut Bumi benar-benar hilang, dan strukturnya menjadi lebih keropos. Meskipun boleh jadi, lantas disuntik dengan cairan pengisi. Tapi tentu tidak sebesar yang telah hilang disedot.
Kalau ini diterus-teruskan ke masa depan tanpa ada kepedulian, bisa dipastikan Bumi kita akan mengalami masalah besar dengan struktur dalam perutnya. 100 tahun lagi, kondisinya akan semakin memburuk. Dan dampaknya pasti akan kembali kepada kita semua sebagai bencana...
Belum lagi batubara. Bahan bakar fosil padat ini menempati urutan ke dua dibandingkan dengan minyak Bumi. Sumber data yang sama menginformasikan bahwa manusia di muka Bumi telah menghabiskan rata-rata 5,5 miliar ton batubara setiap tahunnya. Atau 550 miliar ton dalam 100 tahun terakhir.
Bahan bakar ini pun kemudian dibakar dan tidak kembali ke dalam tanah. Kecuali abu yang sudah jauh lebih kecil bobotnya. Lantas bisa anda bayangkan bagaimana kondisi struktur tanah yang ditinggalkannya?
Keadaan ini ditambah lagi dengan volume gas alam yang semakin hari juga semakin besar disedot dari perut Bumi. Tak kurang dari 75 triliun cub feet setiap tahunnya gas disedot dari dalam perut Bumi. Berarti seabad terakhir Bumi telah kehilangan gas sebesar 7.500 triliun cub feet.
Dari ketiga jenis bahan tambang ini saja kita sudah bisa membayangkan betapa isi perut Bumi telah mengalami nnasalah besar. Terjadi kerusakan yang bukan main parahnya di dalam struktur Bumi. Yang pada gilirannya nanti menjadi bencana buat manusia sendiri...
2. Perusakan Hutan
Selain kerusakan akibat aktifitas pertambangan, Bumi juga mengalami kerusakan penggundulan hutan secara brutal. Terutama hutan di daerah tropis, termasuk di Indonesia dan Amazon di Brazil, Amerika Latin. Padahal hutan tropis ini menjadi paru-paru planet Bumi.
Setiap tahunnya ratusan ribu hektare atau bahkan jutaan hektare hutan kita ditebangi oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. Dengan demikian berarti ada jutaan meter kubik kayu yang juga dipindah tempatkan. Lintas kota, lintas propinsi, atau lintas negara.
Belum lagi kebakaran hutan yang terus melanda hutan-hutan kita. Setiap tahunnya berapa ribu kayu yang terpanggang sia-sia. Di Kalimantan di Sumatera dan daerah-daerah lainnya.
Data kerusakan hutan di permukaan Bumi selama abad-abad terakhir ini sungguh mengerikan. Mestinya, hutan tropis di permukaan Bumi ini bisa mencapai luasan 20 juta km persegi. Akan tetapi, lebih dari separonya kini telah musnah. Baik karena kebakaran, dirusak, atau pun ditebangi untuk kepentingan bisnis. Yang tersisa kini hanya sekitar 8.5 juta kilometer persegi.
Kecepatan perusakan hutan bukannya semakin menurun, melaink an bertambah dahsyat. Kalau di abad yang lalu manusia menggunduli hutan dengan kecepatan sekitar 50 juta hektare selama 100 tahun, maka di era modern ini meningkat sangat fantastik. Manusia kini merusak hutan dengan menggunakan mesin-mesin berkecepatan 900 ton per 2 jam. Dengan kata lain, kita bisa menggunduli hutan seluas 1 hektare hanya dalam waktu 1 detik. Atau 60 hektare per menit. Atau 86.000 hektare per hari. Dan setiap tahunnya, manusia modern telah menghancurkan hutan-hutan tropis dengan berbagai cara sebanyak 31 juta hektare!
Antara tahun 1960 - 1985 saja, manusia telah menggunduli 40% hutan di muka Bumi. Dan dalam 3 tahun belakangan, hutan Amazon mengalami kerusakan seluas 60.000 km persegi. Maka diperkirakan, jika kerusakan berlangsung terus seperti ini, hutan Amazon bakal musnah di tahun 2025!
Ya, hutan-hutan kita mengalami kerusakan yang luar biasa parahnya. Padahal ini sungguh suatu perbuatan konyol yang akan menghancurkan kita sendiri. Kerusakan hutan telah menyebabkan timpangnya mekanisme air hujan di planet biru ini. Sekaligus merusak struktur permukaan tanah menjadi tandus dan poris.
Maka jangan heran, di musim kemarau ini banyak wilayah yang dilanda banjir bandang. Di Indonesia, daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Pulau Jawa mengalami banjir bandang yang mengerikan. Bisa mencapai ketinggian 3-6 meter, dalam wilayah yang luas.
Dan, bukan hanya Indonesia, daratan China dan Jepang pun tak luput dari banjir besar yang mengorbankan ratusan jiwa dan merusak ribuan tempat tinggal
Selain itu, dengan rusaknya hutan, mekanisme sirkulasi udara pun menjadi terganggu. Persediaan oksigen dan kelembaban dipastikan menurun. Suhu udara meningkat. Angin bergerak lebih liar dari biasanya. Efeknya, lantas berpengaruh pada iklim Bumi secara global.
3. Revolusi Industri
Kerusakan lingkungan hidup semakin besar dengan melesatnya kemajuan dunia industri. Asap-asap hitam berhamburan dari cerobong pabrik. Limbah-limbah kimia begitu saja dibuang ke sungai ke laut atau ke dalam tanah. Jumlah kendaraan bermotor yang semakin berjubel dan mengotori udara perkotaan. Mesin-mesin pembangkit listrik, mesin produksi dan berbagai air conditioning yang menebar hawa panas ke lingkungan, dan sebagainya, dan sebagainya. Semua itu memberikan andil merusak lingkungan hidup kita. Dan memberi beban yang semakin besar kepada planet Bumi...
Gejala paling mengkhawatirkan dari revolusi industri itu adalah meningkatnya suhu permukaan bumi. Idealnya, rata-rata suhu udara di Bumi adalah sekitar 16'C. Akan tetapi, abad lalu tercatat suhu atmosfer Bumi mengalami kenaikan 0,6'C. Diperkirakan kalau kita tidak segera mengantisipasi gejala ini, Bumi akan mengalami peningkatan lebih serius, sebesar 0,8'C - 3'C. Bahkan, jika kita bisa mengurangi gas-gas polutan itu pun planet Bumi masih mengalami pemanasan 0,5 - 2'C.
Efek rumah kaca itu kini mulai menampakkan dampaknya dalam skala yang luas di permukaan Bumi. Melintasi berbagai wilayah. Benua Antartika di kutub selatan misalnya, meleleh lebih banyak pada beberapa dekade terakhir.
Sejak 1945, diketahui Antartika mengalami kenaikan suhu sebesar 2,5'C. Lapisan es di wilayah Larsen A meleleh seluas hampir 2000 km persegi, pada tahun 1995. Antara tahun 1998-1999, lapisan es di daerah Larson B dan Wilkins runtuh seluas hampir 3000 km persegi. Padahal daerah ini sangat stabil dalam kurun 400 tahun terakhir.
Ketebalan es di beberapa permukaan danau disana juga dikabarkan menipis sekitar 40%, sejak tahun 1950, karena suhu airnya naik l'C. Dan pada tahun 2002, permukaan benua di kutub selatan ini dikabarkan mengalami runtuh lagi seluas 3,250 km persegi. Sehingga total luasan es yang hilang sejak 1974 adalah 17.500 km persegi.
Bukan hanya di kutub selatan, dikabarkan setengah lapisan es di pegunungan Kaukasus, Rusia juga telah lenyap meleleh, dalam kurun 100 tahun terakhir. Demikian pula di pegunungan Himalaya, dan Tien Shan di China yang kehilangan seperempat gletsernya dalam kurun waktu 40 tahun terakhir.
Di sebagian besar daratan Eropa terjadi pergeseran lamanya musim panas. Hari-hari panas menjadi lebih panjang dibandingkan hari-hari dinginnya. Dan rata-rata suhunya naik sekitar 0,5'C. Bahkan pada tahun 2000, muncul gelombang panas yang menyapu wilayah mulai dari Turki, Yunani, Romania, Italia dan Bulgaria, dengan suhu mencapai 44'C.
Demikian pula daratan Amerika, Canada, sampai Alaska, juga mengalami peningkatan suhu di musim dingin sampai 3-6 derajat di atas biasanya. Dikabarkan, ketebalan es dan luas wilayah gletser semakin menyempit dengan kecepatan yang signifikan setiap tahunnya. Sehingga Glacier National Park di Montana diprediksikan bakal hilang di tahun 2070.
Begitulah pemanasan yang sedang terjadi di muka Bumi. Seluruh wilayah benua dan kutub mengalami dampak secara sistematis dan konsiten. Permukaan air laut mengalami kenaikan beberapa sentimeter setiap tahunnya. Salah satu dampaknya, pantai Waimea Bay di Hawaii diprediksi bakal lenyap dalam kurun waktu 90 tahun ke depan. Dan, sejumlah pulau lain di berbagai penjuru permukaan bumi bakal mengalami hal yang sama.
Bukan hanya mencairnya es yang terjadi akibat pemanasan global itu, iklim bakal ikut kacau. Hujan pun menjadi tidak teratur, yang bakal menyulitkan para petani dan pekerja perkebunan...
Efek lain dari revolusi industri adalah menuru nnya kualitas air dan udara disebabkan oleh polusi yang demikian besar. Diperkirakan abad mendatang manusia bakal memperebutkan air bersih, sebagaimana kini berebut minyak bumi, sampai rela saling bunuh dalam peperangan.
Mengeringnya berbagai sumber air disebabkan oleh gundulnya hutan, dibarengi dengan pencemaran yang tinggi, menjadikan kita semakin sulit untuk memperoleh air bersih bagi kehidupan sehari-hari. Sungai-sungai dan danau tidak lagi memiliki air berkualitas baik. Kebanyakan telah tercemar oleh limbah industri yang dibuang secara sembarangan.
Bahkan buah dan sayuran segar pun kini telah banyak tercemar oleh pestisida. Demikian pula daging ayam, sapi, seafood, semuanya berpotensi mengandung zat-zat kimiawi tertentu yang bersifat merusak kesehatan dalam jangka panjang...
Maka, apakah yang harus kita lakukan ke depan? Apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita? Dan seberapa lama lagi Bumi kita bisa bertahan terhadap kebrutalan manusia yang sok pintar dan serakah ini?
Entahlah. Yang jelas Bumi mulai memberikan sinyal negatif atas segala tingkah laku kita selama ini. Bencana bermunculan di mana-mana. Dalam bentuk gempa. Dalam bentuk tsunami. Gunung meletus. Banjir dan tanah longsor. Sengatan hawa panas dan dingin. Penyakit yang semakin aneh-aneh dan sulit diobati. Serta, kejahatan yang semakin merajalela di seluruh permukaan planet Bumi...
Kita telah merusak habitat kita sendiri. Sehingga beginilah akibatnya
BUMI JADI TIDAK SEIMBANG
Yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah
sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat
sesuatu yang tidak seimbang?
QS. Al Mulk (67) : 3
Bumi mulai kehilangan keseimbangannya. Perusakan besar-besaran seperti yang kita bahas sebelum ini ternyata membawa dampak yang sangat berat bagi planet ini. Keseimbangan geraknya mulai terganggu. Keseimbangan iklimnya juga terganggu. Keseimbangan sirkulasi air hujan terganggu. Keseimbangan sistem rantai makanan pun terganggu pula. Bumi memasuki kondisi tak seimbang!
Saya ingin mengajak anda untuk menyoroti keseimbangan gerak Bumi secara lebih detil. Dengan demikian saya berharap bisa mengajak pembaca untuk memahami lebih jauh, kenapa kini semakin banyak gempa, tsunami, banjir dan tanah longsor. Ternyata salah satu penyebabnya adalah mulai hilangnya keseimbangan gerak Bumi. Ya, planet ini mulai limbung.
Kita tahu bahwa Bumi melakukan 2 macam gerakan sekaligus. Yang pertama, Rotasi. Yaitu, Bumi berputar pada sumbunya sendiri seperti gasing. Hanya saja tidak pada posisi tegak. Melainkan miring sekitar 23,5 derajat. Kecepatan rotasi Bumi adalah 1.669 km per jam.
Gerakan yang ke dua adalah gerakan mengitari matahari, yang disebut sebagai gerakan Revolusi, pada jarak sekitar 150 juta km. Satu kali mengitari matahari adalah 1 tahun alias 365 1/4 hari. Kecepatan rata-ratanya sekitar 107 ribu km per jam.
Putaran Bumi pada porosnya -rotasi- ternyata sangat berpengaruh pada keseimbangan planet ini. Bayangkan saja sebuah gasing. Jika gasing tidak seimbang, maka putarannya juga bakal bergetar-getar tak keruan. Atau, bahkan terguling.
Tapi Bumi bukanlah gasing. Karena Bumi tidak hanya tersusun dari benda padat, melainkan memiliki benda padat, cair, lembek, dan gas, sebagai penyusunnya. Bagian yang padat ada di kerak Bumi. Bagian cair sebagian besarnya di permukaan, dalam bentuk samudera. Dan sebagian lagi ada di lapisan bawah tanah. Sebagian yang lain berupa padatan lembek, seperti magma dan lumpur. Dan sisanya adalah berbentuk gas, yaitu atmosfer yang menyelimuti Bumi setebal 1000 km.
Maka perputaran Bumi adalah sebuah keseimbangan antara berbagai material penyusun itu. Perubahan sedikit saja pada salah penyusun akan berpengaruh pada keseimbangan secara keseluruhan. Mekanismenya sangat khas. Yang bergerak duluan adalah gasnya. Yang ke dua adalah cairan. Disusul material lembek. Dan kemudian padatannya bereaksi. Begitulah saling pengaruh mempengaruhi sehingga terjadi gerakan berputar yang harmonis dalam satu paket, planet Bumi.
Yang menarik, adalah lapisan kerak Bumi. Lapisan paling keras ini ternyata berada di atas lapisan lembek yang ada di bawahnya. Sehingga, permukaan Bumi ini seperti melayang terbawa oleh putaran rotasi Bumi, berpadu dengan gaya-gaya lain yang bekerja padanya.
Lapisan kerak bumi yang melingkupi lapisan lembek di bawahnya ini ternyata terpecah menjadi lempeng-lempeng yang satu sama lain bisa bergerak secara relatif. Ada 5 lempeng besar yang sudah kita bicarakan di depan, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Australia, lempeng Amerika Utara, lempeng Amerika Selatan, lempeng Arabia, dan lempeng Afrika.
Namun menurut sejarahnya, lempeng-lempeng itu dulunya membentuk satu benua tunggal berukuran besar yang disebut sebagai super benua Pangaea. Jadi, Asia, Australia, Amerika, Eropa dan Afrika dulunya adalah satu kesatuan sebagai superbenua Pangaea itu. Hal ini disimpulkan oleh para ahli geologi dari banyak hal, di antaranya adalah bentuk benua yang ternyata klop satu sama lain. Seperti mainan anak-anak, sebuah gambar utuh yang dipotong-potong, dan kemudian menjadi klop ketika disatukan kembali. Seperti gambar di bawah ini.
Bagaikan potongan kertas yang klop
Asumsi itu ternyata mennperoleh dukungan dari berbagai penelitian yang dilakukan kemudian. Misalnya, terdapat kesamaan jenis binatang dan tumbuhan pada benua yang berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa dulunya kedua benua itu sebenarnya menyatu. Demikian pula jenis bebatuan dan tanahnya.
Lantas, bagaimana perpecahan itu bisa terjadi? Belum ada penjelasan yang memuaskan tentang hal itu. Tetapi diperkirakan ratusan juta tahun yang lalu superbenua itu mengalami gaya putar yang sangat besar yang merobek keutuhan Pangaea.
Kenapa demikian? lni karena Bumi tersusun dari material dengan kepadatan yang berbeda. Bagian yang paling atas, kerak Bumi, mengalami tarikan seiring dengan perputaran bagian bawahnya yang lebih lembek. Dengan kata lain, bagian bawahnya sudah terkena dampak gaya putar terlebih dahulu, baru kemudian bagian keraknya mengikuti.
Karena gaya yang bekerja itu bersifat melingkar seiring dengan perputaran Bumi, maka superbenua Pangaea 'robek' dengan arah yang berlawanan dari gaya putar tersebut. Hal ini digambarkan dengan sangat baik oleh The Continental Drift Theory. Sedangkan pergerakan lempeng-lempeng tektoniknya kemudian di bahas secara lebih detil pada The Plate Tectonic Theory.
Di bawah ini saya sajikan gambar-gambar yang menjelaskan terjadinya perpecahan superbenua Pangaea, sehingga menjadi benua-benua yang ada dewasa ini.
Arah pecah superbenua Pangaea
65 juta tahun setelah terpecah
135 juta tahun setelah terpecah
Dari gambar tersebut kita bisa melihat bahwa pergerakan benua-benua itu ternyata bergerak memuntir, melawan pergerakan rotasi Bumi.
Yang menjadi sangat menarik adalah, ternyata pusat perputaran itu ada di daerah Timur Tengah. Di sekitar tanah Palestina. Saya jadi teringat betapa daerah di sekitar ini adalah daerah tertua di muka Bumi.
Sejak awal, manusia pertama digambarkan diciptakan dan ditempatkan di daerah ini. Para nabi dan rasul juga ditempatkan di sekitar daerah ini. Dan 'kehebohan' dunia juga berasal dari wilayah ini. Apalagi, di situ ada Israel yang terus menjadi 'trouble maker'.
Apakah memang pusat dunia, sejak awal, ditempat kan di sini? Dan apakah sumbu perputaran Bumi juga pernah melewati daerah ini? Semuanya masih misterius dan perlu dikaji lebih jauh.
Teori yang dikemukakan oleh James P. Dawson ini memang masih terus dikaji. Akan tetapi, jika kita amati lebih jauh memang banyak hal yang mendukung teori tersebut. Di antaranya adalah posisi sabuk api, pegunungan aktif di muka Bumi.
Ia mencoba melihat dari perspektif yang berbeda dalam melihat sabuk api tersebut. Kebanyakan ahli geologi melihat sabuk api itu dari Samudera Pasifik, seperti gambar di bawah ini. tetapi ia melihat dalam skala yang lebih makro, seperti ditunjukkan pada gambar berikutnya, dengan menempatkan wilayah Timur Tengah sebagai pusatnya.
Ternyata, dia berhasil menunjukkan bahwa jejeran gunung berapi aktif itu mengikuti suatu pola yang mendukung The Continental Drift Theory yang dijelaskannya sebagai gerakan melayang melawan rotasi Bumi itu.
Sudut pandang Samudera Pasifik
TimurTengah sebagai pusatnya
Lantas, kita bisa melihat suatu benang merah antara beberapa informasi agama dengan bukti-bukti ilmiah yang selama ini belum kita pahami. Kenapa daerah Timur Tengah terkesan demikian istimewa dalam sejarah kemanusiaan. Kenapa pula daerah sekitar situ disebut sebagai wilayah yang dirahmati dan diberkati. Dan, kenapa juga nabi Adam dan para rasul sesudahnya selalu muncul dari wilayah sekitar sana...
QS. Ali Imran (3) : 96
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
QS. Al Anbiyaa' (21) : 71
Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.
Ada suatu misteri besar terkait dengan wilayah-wilayah tersebut. Yang kini secara geologis mulai memberikan sinyal-sinyal kesejarahan-nya.
Kemudian apa kaitannya dengan ke seimbangan Bumi yang semakin memburuk? Ya, pergeseran keseimbangan itu muncul disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama, disebabkan oleh Continental Drift alias pergerakan lempeng tektonik.
Pergerakan selama jutaan tahun ini sedang mencari keseimbangan finalnya. Dalam pergerakan ini muncul tabrakan-tabrakan antar lempeng sehingga terjadi gempa-gempa tektonik dalam berbagai skala, dan juga aktifitas gunung berapi.
Akan tetapi, kejadian ini sebenarnya memang sudah menjadi bawaan planet Bumi. Bumi selalu bergetar-getar dalam gerakannya. Menurut para ahli geologi, sebenarnya setiap hari Bumi kita ini selalu mengalami gempa berkali-kali. Mulai dari getaran rendah sampai yang sedang. Bahkan, tak kurang dari 5 kali sehari, Bumi kita selalu diguncang gempa di atas 5 skala Richter.
Kita tidak merasakan gempa itu karena posisinya jauh dari kita atau berada di kedalaman perut Bumi, sehingga teredam. Tetapi getaran itu terekam oleh alat pencatat gempa, Seismograf.
Yang ke dua, memburuknya keseimbangan itu disebabkan oleh aktifitas manusia yang berlebihan dalam merusak kondisi Bumi, seperti telah kita bahas di depan. Maka Bumi pun oleng dan limbung. Bagaimana menjelaskan hal ini?
Bumi, sebagaimana kita tahu adalah benda bulat berputar seperti gasing. Sebuah benda berputar jika bobotnya tidak seimbang bakal memunculkan getaran yang semakin besar seiring dengan tidak meratanya bobot tersebut.
Bayangkan sebuah ban mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi. Pernahkah anda merasakan mobil anda bergetar-getar karena ban mobil anda tidak balance? Mungkin karena velgnya penyok. Mungkin karena permukaan bannya sudah cuil di sana-sini. Atau, barangkali dikarenakan aus secara tidak merata.
Jika kondisi itu terjadi, maka ban mobil anda berada dalam keadaan tidak seimbang. Dan jika bergerak berputar dengan kecepatan tinggi, bisa dipastikan anda akan merasakan getaran yang semakin lama semakin besar seiring dengan derajat ketidakseimbangannya.
Maka anda harus segera membawanya ke bengkel spooring & balancing. Montirnya akan membuat ban itu seimbang kembali dengan cara menambahkan timah di velg-nya. Maksudnya untuk menyeimbangkan bobotnya kembali.
Begitutah keadaan Bumi kita. Ia adalah benda bulat yang berputar dengan kecepatan 1.669 km per jam. Jika bulatan Bumi tidak lagi seimbang, pastilah ia akan bergetar-getar seperti sebuah ban mobil yang tidak balance. Maka, harus ditambahkan benjolan-benjolan tertentu di tempat-tempat tertentu, agar putaran Bumi tetap seimbang. Itulah yang dikatakan Allah bahwa Allah menempatkan gunung-gunung untuk menjadikan Bumi ini berputar secara seimbang. Tidak berguncang-guncang.
QS. An Nahl (16) : 15
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
Selain itu, aktifitas manusia yang melakukan perusakan secara berlebihan ternyata ikut andil membuat bobot Bumi tidak seimbang. Bayangkan, dari aktifitas pertambangan saja manusia telah memindahkan sebagian bobot Bumi ke tempat-tempat lain. Sudah kita bahas di depan, penambangan minyak bumi dan batubara saja telah menyebabkan berpindahnya bobot sebesar ratusan triliun ton ke berbagai tempat di muka Bumi.
Belum lagi aktifitas perusakan hutan, industrialiasi, transportasi, ledakan jumlah penduduk Bumi yang berlipat 4 kali, menjadi 6 miliar orang hanya dalam waktu satu abad. Dan berbagai aktifitas manusia lainnya. Sungguh Bumi menjadi limbung.
Ini ibarat ban mobil, Bumi mulai tidak balance. Mengalami aus dan cuil di sana-sini, bahkan mungkin velgnya juga penyok-penyok. Struktur di dalam perut Bumi mengalami kerusakan yang parah akibat penambangan yang semakin brutal. Maka, Bumi terus bergetar-getar seiring dengan derajat ketidakseimbangan yang terjadi.
Seandainya, Bumi kita tersusun hanya dari material padat, planet ini sudah hancur berkeping-keping, dan tercabik-cabik oleh getaran-getaran gaya-gaya sentrifugal yang terus terjadi secara tidak merata.
Untungnya, bumi juga tersusun dari material cair dan lembek. Maka cairan dan material lembek itulah yang bergerak kesana kemari mencari keseimbangan. Magma di perut Bumi terus bergerak mencari keseimbangannya. Dan kemudian muncul di gunung-gunung berapi terdekat. Jadilah letusan gunung berapi. Atau, setidak-tidaknya meningkatkan aktifitasnya. Seperti ditampakkan oleh Merapi.
Jika pergerakan dan perpindahan arus magma ini cukup besar, maka ia akan meninggalkan ruang kosong di lapisan tertentu di perut Bumi. Lantas menimbulkan patahan tektonik. Jadilah gempa. Gempa itu menghasilkan ketidakstabilan pada struktur di dalam perut Bumi, dan kemudian merembet ke struktur lainnya yang terkait. Maka jadilah gempa beruntun di sepanjang lempeng yang tidak stabil tersebut.
Jika patahan tersebut terjadi di bawah laut, cukup fatal dan menyebabkan getaran yang hebat, gempa tersebut akan disusul dengan gelegak ombak berskala besar yang disebut tsunami.
Bahkan tanpa gempa itu pun, air di permukaan Bumi terus menerus mencari keseimbangan akibat bumi yang mulai limbung itu. Kejadian banjir di mana-mana, tanah longsor, air pasang, dan angin badai adalah bentuk-bentuk upaya Bumi untuk memperoleh keseimbangannya kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar